Selasa, 05 Juli 2011

Proposal Seminar 1 Perencanaan Agregat Teknik Industri


5.      Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian menggunakan:
  1. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data melalui buku-buku, catatan-catatan, dan dokumentasi yang ada kaitannya dengan penelitian ini.
  2. Observasi langsung, yaitu wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan PT.SINAR SOSRO untuk memperoleh data-data yang diperlukan.
6.            Landasan Teori
6.1         Proses Produksi
Proses produksi adalah aktivitas bagaimana membuat produk dari bahan bakuyang melibatkan mesin, energi, pengetahuan teknis, dan lain-lain. Proses produksi ini terdiri atas beberapa subproses produksi, seperti proses pengolahan bahan bakumenjadi komponen, proses perakitan komponen menjadi sub-assembly dan proses perakitan sub-assembly menjadi produk jadi.
Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi yang ada. Proses produksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis menurut proses menghasilkan output:
  1. Proses produksi kontinyu (Continuous Process)
Proses ini tidak memerlukan waktu set up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama.
  1. Proses produksi terputus (Intermitten Process/Discrete System)
Proses ini memerlukan total waktu set up yang lebih lama karena proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan, sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set up yang berbeda.
Jenis proses produksi ini akan mempengaruhi tata letak fasilitas dari peralatan produksi.
Ada2 macam tata letak dasar yang dapat kita identifikasikan yaitu:
  1. Tata letak berdasarkan produk (product layout)
Tata letak berdasarkan produk digunakan bila kita memproduksi satu jenis produk yang standar dan dibuat secara massal. Pada tata letak model ini, proses operasi pembuatan produk (urutan dan waktu yang dibutuhkan) ditetapkan terlebih dahulu.
  1. Tata letak berdasarkan proses (process layout)
Tata letak berdasarkan proses sangat tepat digunakan untuk proses produksi terputus di mana aliran kerjanya tidak bersifat standar untuk semua output yang dihasilkan. Dalam tata letak berdasarkan proses ini, pusat-pusat pemrosesan atau departemen-departemen dikelompokkan sesuai dengan fungsinya.
6.2    Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
  1. Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh.
  2. Mempunyai tujuan yang mendasari keberadaannya, yaitu menghasilkan produk (barang dan jasa) berkualitas yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar.
  3. Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input menjadi output secara efektif dan efisien.
    1. Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi pengalokasian sumber-sumber daya.
Untuk memilih sistem produksi yang tepat, harus dilihat dulu mengenai jenis produksinya. Jenis atau tipe produksi sangat tergantung pada jumlah produksi dan bagaimana cara memproduksi.
Berdasarkan cara pembuatan dan masa pengerjaan, produksi dapat diklasifikasikan menjadi tipe-tipe berikut:
  1. Engineering to order (ETO), bila perusahaan melakukan rekayasa mulai penyiapan fasilitas sampai pembuatan untuk memenuhi pesanan/order. Produk yang dipesan biasanya berjumlah satu unit dan spesifikasinya sangat berbeda antara pesanan yang satu dengan lainnya.
  2. Make to order (MTO), bila perusahaan berproduksi (membuat) dengan fasilitas produksi yang dimiliki untuk memenuhi pesanan atau order.
  3. Assembly to order (ATO), bila perusahaan memproduksi dengan fasilitas produksi yang dimiliki untuk memenuhi pesanan atau order.
    1. Make to stock (MTS), bila produksi perusahaan tidak ditujukan untuk melayani pesanan, namun distok untuk mengantisipasi permintaan.
Berdasarkan ukuran jumlah produk yang dihasilkan, produksi dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Produksi proyek, biasanya jumlah unit yang diproduksi satu dengan jumlah operasi banyak dan melibatkan banyak sumber daya.
  2. Produksi batch, bila jumlah unit yang diproduksi berukuran sedang, biasanya perusahaan memproduksi banyak jenis produk.
  1. Produksi massal, bila jumlah unit yang diproduksi sangat besar. Jenis yang diproduksi perusahaan umumnya lebih sedikit dibanding batch.
Berdasarkan cara memproduksi, produksi dapat dikelompokkan menjadi:
  1. Produksi flowshop
  2. Produksi fleksibel (flexible manufacturing system)
  3. Produksi jobshop, biasanya untuk volume produksi batch
  4. Produksi kontinyu, biasanya untuk volume produksi missal
6.2        
6.3       Definisi Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat  yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Lewat peta-peta ini kita bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahanbaku), kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi.
   Jenis – Jenis Peta Kerja
Secara garis besar peta kerja dibagi menjadi dua yaitu : peta kerja setempat dan peta kerja keseluruhan.
  1. Peta kerja setempat terdiri dari :
                  a. Peta manusia dan mesin
                  b. Peta tangan kiri dan tangan kanan
  1. Peta kerja keseluruhan terdiri dari :
                  a. Peta proses operasi
                  b. Peta aliran proses
                  c. Diagram aliran
                  d. peta kelompok atau regu kerja
Berikut ini merupakan lambang – lambang yang digunakan dalam pembuatan peta-peta kerja, yaitu :
Operasi


Suatu kegiatan yang terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat baik fisik maupun kimiawi. Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses dan biasanya terjadi pada suatu mesin atau sistem kerja. Dalam praktiknya, lambang ini juga bisa digunakan untuk menyatakan aktivitas administrasi, misalnya aktivitas perencanaan atau perhitungan.
Pemeriksaan

Suatu kegiatan pemeriksaan yang terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami pemeriksaan baik untuk segi kualitas maupun kuantitas. Lambang ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu objek atau membandingkan objek tertentu dengan suatu standar.
Transportasi

Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.
Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas pada tempat bekerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung, bukanlah merupakan transportasi.
Menunggu

Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja, ataupun perlengkapan tidak mengalami kegiatan apa-apa selain menunggu. Kejadian ini menunjukkan bahwa suatu objek ditinggalkan untuk sementara waktu tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali.
Penyimpanan

Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan dalam waktu yang cukup lama. Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu objek yang mengalami penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin tertentu. Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan antara kegiatan menunggu dan penyimpanan.
Aktivitas Gabungan

Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan bersamaan atau dilakukan pada suatu tempat kerja.
         Untuk menganalisis permasahan pada proses produksi lazim digunakan peta proses operasi dan peta aliran proses.
Kegunaan peta proses operasi :
  1. mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya
  2. memperkirakan kebutuhan bahanbaku(efisiensi operasional)
  3. alat untuk menentukan lay-out pabrik
  4. alat untuk memperbaiki metode kerja
    1. alat untuk latihan kerja

Kegunaan peta aliran proses :
  1. untuk mengetahui aliran material atau aktifitas orang mulai dari awal proses
  2. sampai akhir proses.
  3. memberi informasi tentang waktu penyelesaian suatu proses/pekerjaan.
  4. untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan atau dilakukan orang selama proses berlangsung.
    1. alat untuk perbaikan proses atau metode kerja.
Peta khusus yang hanya menggambarkan aliran yang dialami oleh suatu komponen atau suatu orang, secara lebih lengkap, maka peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidakefesienan atau ketidaksempurnaan pekerjaan, sehingga dengan sendirinya dapat menghilangkan ongkos-ongkos tersembunyi.
6.4           Metode-metode Peramalan
         Peramalan dapat diartikan sebagai perkiraan atau prediksi tentang suatu kondisi dimasa depan. oleh karena itu istilah peramalan digunakan pada beberapa aspek kehidupan. Semua itu pada hakekatnya merupakan prediksi dimasa lalu.
  1. 1.             Pola permintaan :
  • Horizontal : flaktuasi data tidak signifikan, berada disekitar rata-rata konstan
  • Trend         : terdapat kenaikan / penurunan rata-rata yang sistematis
  • Seasional   : kenaikan /penurunan rata-rata sistematis
  • Siklis   : kenaikan / penurunan terjadi secara bertahap untuk periode yang                               panjang
  •  Random     : tidak dapat diramalkan   

  1. Pola horizontal 
         Pola horizontal adalah bila data permintaannya berfluktuasi namun flukyuasi yang terjadi tidak signifikan, berada disekitar data-data yang konstan.
Gambar 1.1 fluktuasi permintaan berpola horizontal
  1. Pola trend linier
         Pada pola mi merupakan tendensi keseluruhan yang bersifat naik .atau turun selama jangka waktu yang lama. Metode perarnalan yang sesuai dengan pola mi adalah metode Regresi Linier, Single Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing.


Gambar 2.1 fluktuasi permintaan berpola trend linier
  1. Pola siklis
         Pola ini terjadi kenaikan atau penurunan secara bertahap untuk dalam jangka panjang membentuk pola sinusoid atau siklus. Metode peramalan yang sesuai dengan pola siklikal adalah inetode Moving Average, Weight Moving Average dan Exponential Smoothing.
Gambar 3.1 fluktuasi permintaan berpola siklikal
  1. Pola Seasonal Musiman
         Pola ini tarjadi kenaikan atau penurunan secara berulang dalam suatu interval waktu tertentu atau berulang dari tahun ke tahun. Metode peramalan yang sesuat dengan dengan pola musiman adalah metode winter (sangat sesuai), Moving Average atau Weight Moving Average.
Gambar 4.1 fluktuasi permintaan berpola musiman
2.       Verifikasi dan Pengendalian Peramalan
Moving Range Chart (MRC) dibuat untuk membandingkan nilai yang diamati atau nilai observasi atau data aktual dengan nilai peramalan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
SedangkanMovingRangeRata-rata dirumuskan sebagai berikut:
Batas control Moving Range Chart dirumuskan sebagai berikut:
Jika ada data yang berada di luar batas control yang telah ditentukan maka ada beberapa data yang hams dihilangkan atau mencari metode peramalan yang lain. Jika semua titik berada batas dalam yang clitentukan maka peramalan dinyatakan benar.
Batas kendali atas
 
 
 
Garis Pusat
0
 
 
Batas kendali bawah

                                                              periode
                                               Gambar 1. Peta Pengujian out of control
Pengujian yang lebih meyakinkan untuk suatu kondisi tak terkendali adalah suatu titik di luar batas-batas kendali. Pengujian-pengujian tersebut menghendaki agar kita membagi peta kendali tersebut ke dalam 6 daerah dengan lebar yang sama.
Daerah A terdiri dari bagian sebelah luar kurang lebih 2/3 (2,66 ) = ± 1,77  (di atas + 1,77  atau di bawah -1,77 ). Daerah B terdiri dari bagian sebelah luar + 1/3 (2,66 ) = ± 0,89  (di atas +0,89  atau di bawah –0,89 ). Daerah C terdiri dari bagian di atas atau di bawah garis tengah. Pengujian untuk suatu kondisi tak terkendali adalah :
  1. Dari tiga titik yang berurutan, apakah dua atau lebih terdapat dalam satu daerah A ?
  2. Dari lima titik-titik berurutan, apakah empat atau lebih terdapat dalam satu daerah B ?
    1. Apakah terdapat delapan titik-titik yang berurutan pada salah satu sisi dari garis tengah ?
¨      Faktor yang mempengaruhi permintaan.          
Adadua macam factor yang dapat mempengaruhi besarnya peramalan, kedua macam faktor tersebut yaitu :
  1. Faktor Eksternal.
  • Di luar kontrol manajemen.
  • Penting untuk menentukan turning point yaitu periode dimana kecepatan pertumbuhan permintaan jangka panjang akan berubah.
  1. Faktor Internal.
  • Dipengaruhi oleh demand manajemen.
Peramalan dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok dasar yaitu peramalan kualitatif dan peramalan kuantitatif.
1)            Peramalan Kualitatif
          Pada metode ini, peramalan dilakukan berdasarkanjudgement, intuisi dan opini yang umumnya bersifat subjektif sehingga tidak menggunakan data historis. Biasanya metode ini digunakan untuk meramalkan bisnis secara umum dan permintaan potensial sekelompok produk jangka panjang dengan memanfaatkan penelitian pasar yang sistematik, formal dan prosedural untuk mengetahui keinginan pelanggan.
2)             Peramalan Kuantitatif
1)   Model Time Series (deret waktu)
Model ini bertujuan untuk menemukan pola dalam deret  data historis dan menerapkan pola tersebut ke masa depan. Keuntungan dari model ini adalah dapat digunakan dengan mudah untuk meramal.
2)   Model causal
Model ini bertujuan untuk menemukan bentuk hubungan antara variabel bebas dengan variabel tak bebas. Keuntungan dari model ini adalah dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan kebijakan.
6.5    Jenis-jenis Pola dalam Data Serial Waktu
Unsur-unsur dasar pola yang sering kali ditemukan dalam serial data, menurut Makridakis (1992) memiliki empat elemen atau komponen, yaitu:
  • Pola horisontal, terdapat ketika tidak ada tren dalam data. Ketika pola itu terjadi, serial ini umumnya disebut stasioner, yang berarti pola itu tidak memiliki tren yang meningkat atau menurun secara sistematis sepanjang waktu.
  • Musiman/seasonal, adalah pola yang merupakan gerakan berulang-ulang secara teratur dalam setiap periode tertentu. Pola ini biasanya berhubungan dengan faktor iklim/cuaca, liburan, dan hari besar.
  • Pola siklus serupa dengan musiman, tetapi panjang sebuah siklus biasanya lebih dari satu tahun, seperti jumlah rumah yang dibangun, harga logam, dan sebagainya.
  • Kecenderungan/trend, yaitu bila datanya dalam jangka panjang mempunyai kecenderungan meningkat dari waktu ke waktu maupun menurun. Faktor-faktor penyebabnya adalah bertambahnya populasi, perubahan pendapatan, dan sebagainya.
  1. 2.        
  2. 3.        
  3. 4.        
  4. 5.        
  5. 6.        
6.1        
6.2        
6.3        
6.4        
6.5        
6.6       Perencanaan Agregat
Basis perencanaan agregat adalah hasil ramalan dan target produksi. Target produksi ditentukan oleh top level business & plan yang memperhatikan kapasitas dan kapabilitas perusahaan. Analisis dilakukan dalam kelompok produk (product family) dengan unit agregat.
Peran perencanaan agregat adalah sebagai interface antara perusahaan/sistem manufaktur dan pasar produknya.
Hubungan antara perencanaan agregat dengan perencanaan lain pada suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
  • Business or annual plan
  • Production or staffing plan (aggregate plan)
  • Master Production Schedule
Tujuan dari perencanaan agregat adalah untuk membangun suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fleksibel dan optimal. Perencanaan agregat ini berhubungan dengan penentuan jumlah dan waktu produksi untuk jangka waktu menengah.
Dasar dari dibuatnya suatu perencanaan produksi agregat adalah terdapat beberapa masalah dalam suatu proses produksi, yaitu demand yang fluktuasi setiap saat dan jumlah jam kerja yang sudah ditentukan, sehingga jam kerja tidak mencukupi atau melebihi untuk memenuhi demand.
Dalam perencanaan agregat ada beberapa ongkos yang meliputi:
  1. Ongkos penambahan tenaga kerja (hiring cost).
  2. Ongkos pengurangan tenaga kerja (lay off cost).
  3. Ongkos lembur dan pengurangan jam kerja.
  4. Ongkos persediaan dan kekurangan.
  5. Ongkos subkontrak
6.7     Metode perencanaan produksi agregat
  1. 1.    Changing Workforce Levels
Perusahaan dapat menambah jam kerja jika diperlukan dan mengubah tenaga kerja dengan melakukan perekrutan (hire) atau melakukan pemutusan hubungan kerja (lay off), dengan tujuan untuk menyamakan tingkat produksi dengan jumlah permintan setiap periodenya.
Adapun perhitungannya secara matematis dapat di uraikan sebagai berikut:
  • Regular Time  (RT*) =    Jam x Hari x Minggu
  • Over Time (OT*)      =    Jam x Hari x Minggu
  • Demand (Jam)          =    Demand Aktual x WaktuBaku
  • Jumlah Pekerja          =   
Untuk Periode Pertama =
Untuk periode selanjutnya perhitungan berdasarkan asumsi dibawah ini:
1)   Jumlah Pekerja Sekarang x RT* ≥ Demand (Jam).
( Jika Ya, Lanjutkan Ke a. Jika tidak ke nomor 2)
a) Jumlah Pekerja baru =
2)      Jumlah Pekerja Sekarang x ( RT* + OT* ) ≥ Demand (Jam).
( Jika Ya, lanjutkan ke nomor 4. Jika tidak ke nomor 3).
3)      Jumlah pekerja Baru =  
4)      Jumlah pekerja yang dibutuhkan =
v     Regular Time         =          Jumlah Pekerja x RT*
v     Over Time =          Demand (jam) – Regular Time
  1. Changing Inventory Levels
Dalam metode ini perusahaan berusaha untuk menghindari kegiatan hire dan fire. Untuk itu dilakukan penyamaan jumlah produksi berdasarkan rata-rata permintaan dan menutupi kekurangan produksi dengan persediaan yang berasal dari peroduki
terdahulu.                          
 Adapun perhitungannya secara matematis dapat di uraikan sebagai berikut:
v     Regular Time (RT*)       =       Jam x Hari x Minggu
v     Over Time (OT*)          =       Jam x Hari x Minggu
v     Demand (jam)              =       Demand Aktual x WaktuBaku
v     Jumlah Pekerja             =      
v     Produksi (Jam)              =       Jumlah Pekerja x RT*
v     Produksi (Agregat)        =      
v     Inventory Agregat          =       Produksi (Agregat) – Demand
v     Lost Demand                =       Nilai Negatif Dari Inventory Agregat
  1. 3.    Subcontracting
Alternative lain yang dapat dipertimbangkan oleh perusahan selain mengubah tenaga kerja atau bengubah jumlah persediaan adalah dengan melakukan subkontrak kepada perusahaan lainnya jika tingkat produksi tidak mencukupi jumlah permintaan.
Adapun perhitungannya secara matematis dapat di uraikan sebagai berikut:
v   Regular Time (RT*)      =          Jam x Hari x Minggu
v   Over Time (OT*)         =          Jam x Hari x Minggu
v   Produksi (Agregat)       =          Demand Minimum
v   Produksi (Jam) =          Produksi (Agregat) x WaktuBaku
v   Jumlah Pekerja             =          Produksi (Jam) / RT*
v   Subcontract      =          Demand – Produksi (Agregat)
  1. 4.             Mixed Strategy
Dilihat dari hasil yang diberikan oleh metode-metode dalam Pure Strategy, maka setiap metode memiliki dampak negative bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan dapat mengabungkan dua atau lebih metode yang ada pada Pure Strategy yang disebut Mixed Strategy guna meminimasi efek negative yang ditimbulkan.
Adapun perhitungannya secara matematis dapat di uraikan sebagai berikut:
v   Regular Time (RT*) = Jam x Hari x Minggu
v   Over Time (OT*)       = Jam x Hari x Minggu
v   Demand (Jam)            = Demand Actual x WaktuBaku
v   Jumlah Pekerja           =
Asumsi                        
1)      Bila, pekerja sekarang x RT* + (Inventori × Waktu Baku) ≥  Demand.
      (Jika ya, pekerja baru = pekerja awal/sebelumnya)
      (Jika tidak, lihat point 4)
2)      Bila, pekerja sekarang x (RT* + OT*) + (Inventori × Waktu Baku)      ≥   Demand
                    (Jika ya, pekerja baru = pekerja awal/sebelumnya)
                    (Jika tidak, lihat point 4)
3)      Bila, pekerja sekarang x (RT* + OT*) + (Inventori x WaktuBaku) + (maksimum Subkontrak x WaktuBaku) ≥ Demand
                   (Jika ya, pekerja baru = pekerja awal/sebelumnya)
                   (Jika tidak, lihat point 4)
4)      Pekerja baru =
v   Regular Time     =    Jumlah Pekerja x RT*
v   Over Time         =    Jumlah pekerja x OT*
v   Inventory         =  
     (jika inventori minus maka diasumsikan nol (0)).
v   Subcontracting      = Demand (Agregat) -
  1. 5.             Transportation Model
Model matematis yang dapat digunakan dalam perencanaan produksi yang tujuannya untuk mengoptimalkan biaya atau ongkos. Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur ditribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ketempat-tempat tujuan secara optimal. Distribusi ini di lakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan dapat di penuhi dari beberapa tempat asal (sumber), yang masing-masing dapat memiliki permintaan atau kapasitas yang berbeda. Alokasi ini di lakukan dengan mempertimbangkan biaya pengaangkutan yang bervariasi karena jarak dan kodisi antar lokasi yang berbeda. Dengan menggunakan metode transportasi, dapat diperoleh suatu lokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan total biaya transportasi.
          Dalam penyusunan pada laporan ini, perhitungannya menggunakan data – data perhitungan dari Changing Workforce Levels
  • Hirarki Produk
  • Typekelompok beberapa produk families.
  • Product family: kelompok beberapa items.
  • Item: produk akhir individual yang dibeli (digunakan) oleh konsumen.
  • Biasanya hirarki tersebut dimulai dari product family, karena bila sebuah pabrik membuat lebih dari satu jenis type maka operasi perusahaan itu akan menjadi sangat kompleks.
  • Pengelompokan sejumlah item ke dalam sebuah product family dapat dilakukan dengan teknik Group Technology(GT).
6.8    Langkah-langkah Perencanaan Agregat
Ada6 langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan produksi agregat, yaitu:
  1. Tentukan periode waktu perencanaan dan bagi dalam periode waktu yang diinginkan. Jika perusahaan memproduksi berbagai jenis produk untuk jasa, buatlah agregat berdasarkan kelompok produk (tipe).
  2. Tentukan dari hasil ramalan estimasi permintaan dalam jangka waktu perencanaan dan terjemahkan permintaan ke dalam bentuk sumber yang dibutuhkan.
  3. Jika kebutuhan produk sangat bervariasi dari satu periode ke periode lain, pertimbangkan penggunaan harga, promosi, dan teknik lain untuk menentukan alternatif waktu dan tingkat permintaan.
  4. Untuk setiap periode, bandingkan kapasitas yang tersedia saat ini dengan produksi yang dibutuhkan. Perhatikan perkiraan biaya dalam setiap alternatif. Biasanya ada ketidakseimbangan antara jumlah kapasitas yang dibutuhkan dengan kapasitas yang tersedia dalam satu atau lebih perencanaan.Adabeberapa cara yang dapat digunakan untuk menyeimbangkan kapasitas, antara lain:
  5. Penyesuaian tingkat tenaga kerja
  6. Merencanakan waktu lembur
  7. Memperpanjang hari kerja
  8. Mengadakan subkontrak
  9. Persediaan antisipasi
  10. Mengijinkan pelanggan menunggu
    1. Pilih strategi perencanaan agregat yang akan digunakan.Adabeberapa alternatif perencanaan agregat yang dapat dipilih oleh perusahaan baik alternatif dengan jumlah tenaga kerja yang tetap maupun berubah-ubah.
    2. Kembangkan perencanaan agregat dengan menggunakan optimasi atau teknik heuristik. Jika strategi perencanaan sudah dipilih, perencanaan agregat dapat dikembangkan. Tujuan akhirnya adalah untuk menemukan perencanaan produksi yang menghasilkan biaya produksi terendah.
6.9    Strategi Perencanaan Agregat
  • Workforce Adjustment (Penyesuaian Beban Kerja)
Beban kerja disesuaikan dengan tingkat demand saat itu. Beban kerja bersesuaian dengan tingkat produksi. Saat demand tinggi maka tingkat produksi juga tinggi, demand rendah maka tingkat produksi juga rendah., akibatnya production rate naik turun.
  • Workforce Utilization (Pemanfaatan Beban Kerja)
Saat demand rendah sementara kapasitas masih tersedia, maka tingkat produksi tetap dijaga tinggi dengan maksud output kelebihan produksi akan digunakan saat demand tinggi namun kapaitas tidak tersedia (sudah muncul inventori).
  • Anticipation Inventory
Menjaga inventori pada tingkat tertentu, inventori akan digunakan saat demand tinggi namun kapasitas tidak tersedia.
  • Demand Option
Saat hari libur demand tinggi (misalnya supermarket), untuk itu dilakukan promosi untuk mempengaruhi perilaku relatif lebih stabil.



  1. 7.             Data-data yang Harus Dikumpulkan
Data-data yang harus dikumpulkan adalah sebagai berikut :
  1. Data Primer
Data yang diperoleh dari pengamatan pada proses produksi. Terdiri dari data produksi tentang jumlah produk yang dihasilkan, bahanbakuyang digunakan dan data-data lain yang berhubungan dengan jumlah tenaga kerja, desain waktu proses, peta produk.
  1. Data Sekunder
Data-data pendukung yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Data ini mencakup dokumentasi-dokumentasi perusahaan, referensi dari berbagai sumber, baik buku-buku maupun modul perkuliahan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Download Versi ASLI :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar